, ,

Sebuah Ironi Pasca Pemekaran: Tanggamus, dari Harapan Menjadi Kabupaten Termiskin

oleh -64 Dilihat

Resmi Keluar dari Lampung Selatan, Tanggamus Kini Menyandang Status Kabupaten Termiskin di Lampung?

Majalah Metro– Sebuah ironi menyelimuti perjalanan Kabupaten Tanggamus. Wilayah yang dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Selatan ini resmi berdiri sendiri pada 21 Maret 1997, berdasarkan Undang-Undang Nomor 02 Tahun 1997. Dengan harapan pembangunan yang lebih merata dan cepat, pemekaran ini diharapkan dapat membawa kemakmuran bagi warganya. Namun, hampir tiga dekade pasca-pemekaran, kabupaten yang dijuluki “Bumi Begawi Jejama” ini justru tercatat sebagai salah satu daerah termiskin di Provinsi Lampung.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menempatkan Tanggamus pada posisi kelima dalam daftar kabupaten/kota dengan jumlah penduduk miskin tertinggi. Fakta ini menjadi tamparan keras sekaligus tantangan besar bagi pemimpin daerah yang baru saja dilantik.

Dari Pemekaran Menuju Kemerdekaan Ekonomi yang Terhambat

Proses pemekaran sebuah wilayah kerap diibaratkan sebagai anak yang meninggalkan rumah orang tua untuk membina kehidupan sendiri. Begitu pula dengan Kabupaten Tanggamus. Berpisah dari “induknya”, Lampung Selatan, Tanggamus resmi mengelola rumah tangganya sendiri dengan wilayah yang mencakup 20 kecamatan, 3 kelurahan, serta 229 desa.

Sebuah Ironi Pasca Pemekaran: Tanggamus, dari Harapan Menjadi Kabupaten Termiskin
Sebuah Ironi Pasca Pemekaran: Tanggamus, dari Harapan Menjadi Kabupaten Termiskin

Baca Juga: Dunia Maya Indonesia Gempar: Polda Metro Ungkap Wajah Asli Hacker ‘Bjorka’

Julukan “Bumi Begawi Jejama” yang disandangnya mencerminkan semangat kegotongroyongan dan kebersamaan masyarakatnya. “Begawi” berarti bekerja sama, sementara “Jejama” berarti berkumpul atau bersilahturahmi. Filosofi lokal yang luhur ini, sayangnya, belum cukup kuat untuk mendongkrak perekonomian daerah di tengah persaingan yang semakin ketat.

Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin di Tanggamus mencapai 64,22 ribu jiwa. Angka ini menjadi lebih menyentak ketika dilihat dari garis kemiskinannya yang berada di level Rp496.000 per kapita per bulan. Ini berarti, dengan pendapatan di bawah angka tersebut per orang per bulannya, seorang warga di Tanggamus dikategorikan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar makan dan non-makanan.

Peta Kemiskinan Lampung: Di Mana Posisi Tanggamus?

Untuk memahami posisi Tanggamus, perlu dilihat perbandingannya dengan daerah lain di Lampung. Berikut adalah daftar 10 daerah dengan jumlah penduduk miskin tertinggi di Lampung:

  1. Kabupaten Lampung Timur

    • Jumlah Penduduk Miskin: 142,70 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp497.183/kapita/bulan

  2. Kabupaten Lampung Tengah

    • Jumlah Penduduk Miskin: 137,41 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp526.313/kapita/bulan

  3. Kabupaten Lampung Selatan (Wilayah Induk)

    • Jumlah Penduduk Miskin: 132,38 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp528.226/kapita/bulan

  4. Kota Bandar Lampung

    • Jumlah Penduduk Miskin: 83,88 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp787.260/kapita/bulan

  5. Kabupaten Tanggamus

    • Jumlah Penduduk Miskin: 64,22 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp496.000/kapita/bulan

  6. Kabupaten Pesawaran

    • Jumlah Penduduk Miskin: 55,01 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp524.588/kapita/bulan

  7. Kabupaten Way Kanan

    • Jumlah Penduduk Miskin: 48,88 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp467.717/kapita/bulan

  8. Kabupaten Tulangbawang

    • Jumlah Penduduk Miskin: 37,46 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp560.324/kapita/bulan

  9. Kabupaten Pringsewu

    • Jumlah Penduduk Miskin: 34,42 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp583.420/kapita/bulan

  10. Kabupaten Lampung Barat

    • Jumlah Penduduk Miskin: 33,43 ribu jiwa

    • Garis Kemiskinan: Rp563.531/kapita/bulan

Dari data ini, meski jumlah absolut penduduk miskin Tanggamus tidak sebesar Lampung Timur atau Lampung Tengah, garis kemiskinannya adalah yang terendah kedua setelah Way Kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat di Tanggamus sangat lemah, dan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok pun berada di level yang sangat rendah.

Tantangan Berat di Bawah Kepemimpinan Baru

Di pundak Bupati Tanggamus yang baru, Drs. H. Moh. Saleh Asnawi M.A., M.H., terbentang tugas yang tidak ringan. Memimpin untuk periode 2025-2030, ia ditantang untuk menterjemahkan janji pemekaran menjadi kesejahteraan yang nyata.

Beberapa tantangan kompleks yang likely dihadapi Kabupaten Tanggamus antara lain:

  1. Ketergantungan pada Sektor Pertanian Primer: Sebagian besar masyarakat mungkin masih bergantung pada pertanian subsisten dengan produktivitas rendah dan minim nilai tambah.

  2. Infrastruktur yang Tertinggal: Akses jalan, listrik, air bersih, dan internet di daerah pedesaan dan pegunungan bisa menjadi kendala utama dalam menarik investasi dan memajukan perekonomian.

  3. Akses Pendidikan dan Kesehatan yang Terbatas: Rendahnya kualitas sumber daya manusia seringkali berkorelasi langsung dengan tingkat kemiskinan.

  4. Minimnya Industrialisasi dan Lapangan Kerja Baru: Pemuda terdidik sering kali tidak menemukan lapangan kerja yang layak di daerahnya sendiri, memicu arus urbanisasi.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.